Siapa menduga area parkir bisa menjadi mesin uang menggiurkan? Di Ibu Kota Jakarta kemungkinan itu pasti terjadi. Sejumlah pengelola area parkir kendaraan bermotor meraup puluhan juta setiap bulan. Alamak!
Kendaraan roda dua dari segala jenis merek berbaris rapi di area lahan seluas 11x22 meter, milik H Akhmad Moechtar di kawasan UKI, Cawang Jakarta Timur. Dikelola oleh salah seorang anaknya, Syarief (42), usaha jasa penitipan motor ini pun menuai sukses.
Siapa kira area parkir bisa menjadi mesin pencetak uang untuk laki-laki yg hanya menamatkan sekolahnya sampai tingkat STM. Berawal dari keisengannya, Syarief memanfaatkan lahan kosong milik ayahnya sebagai tempat area parkir motor. Targetnya adalh karyawan yg lokasi kerjanya dengan jarak tempuh cukup jauh dari rumahnya.
Alhasil, bisnis area parkir ini pun dilirik oleh karyawan yg lokasi kerjanya cukup jauh dari rumah. Maklum saja lokasi UKI yg merupakan terminal baygan menjadi sentral bagi bus-bus jemputan karyawan pabrik ngetem, menanti karyawan untuk diantar ke lokasi kerja.
Boleh jadi keberadaan area penitipin lahan motor ini pun dinilai cukup membantu, maklum saja situasi jalan di Jakarta selalu macet dan yg pasti tidak bersahabat.
Syarief yg mengawali bisnisnya sejak 20 tahun lalu menuturkan, kiprahnya membuka usaha penitipan motor atau parkir dilakukannya sejak tarif Rp 500 untuk satu hari. Sekarang seiring perkembangan zaman dan kebutuhan yg terus meningkat, mau tak mau Syarief menaikkan hingga Rp 3.000 untuk biaya sewa area parkir per harinya. Berbeda lagi bayarannya jika kendaraan yg diparkirkan diinapkan si pemiliknya. Per harinya laki-laki yg asli keturunan Betawi ini mengenakan biaya Rp 5.000.
Area parkir milik Syarief yg terbilang luas, dipadati sekitar 250 kendaraan bermotor pada hari kerja. Sabtu dan Minggu jumlah kendaraan yg parkir menurun. Sementara itu di hari libur-libur besar seperti halnya Lebaran, area parkirnya kerap jadi sasaran pemudik yg ingin menitipkan motor saat pergi mudik.
Dari usaha yg dirintisnya, ayah empat anak ini mengaku sudah memiliki rumah di Citeurep, mobil dan sepeda motor. “Penulis bisa punya rumah, mobil dan motor itu ya karena jadi tukang parkir,” katanya.
Dengan pemasukan yg cukup lumayan, setiap hari Syarief mengaku juga membayar pajak ke pemerintah, sekitar Rp 15 juta untuk satu tahunnya.
Lokasi yang bisa dijadikan lahan parkir biasanya dekat Mal, Perkantoran, Masjid, Stasiun Kereta Api, Terminal Bus, Pintu Tol, Pasar dan sebagainya.
Singkat kata: di Jakarta asal tekun dan kerja keras dan peluang ada di depan mata maka rupiah menjadi milik Anda!
Sumber: www.sinarharapan.co.id
Bebibluu
Temukan semuanya tentang iklan gratis, Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris